Peneliti ungkap alasan bentuk aneh asteroid Dimorphos dan Selam
Hasil simulasi menunjukkan bahwa dua faktor utama yang mempengaruhi bentuk akhir moonlet adalah gravitasi dari asteroid induk dan jenis tabrakan yang dialami moonlet dengan puing-puing lainnya di disk tersebut.
Para ilmuwan telah berhasil menemukan penjelasan untuk bentuk unik asteroid Dimorphos dan Selam yang selama ini membingungkan komunitas astronomi. Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal *Icarus* mengungkapkan bahwa bentuk "seperti semangka" yang dimiliki oleh asteroid-asteroid kecil ini mungkin lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dilansir dari Space.com (14/8), Asteroid biner, yang terdiri dari dua asteroid yang mengorbit satu sama lain, merupakan fenomena yang cukup umum di tata surya. Salah satu contoh terkenal adalah pasangan Didymos-Dimorphos, yang menjadi objek utama dalam misi Double Asteroid Redirection Test (DART) NASA pada tahun 2022.
Biasanya, moonlet atau asteroid kecil yang mengorbit asteroid induknya berbentuk prolat, seperti bola sepak yang tegak. Namun, Dimorphos, sebelum terkena dampak misi DART, memiliki bentuk oblat yang lebih mirip dengan bola yang tertekan di kutubnya dan melebar di bagian tengahnya. Selam, satelit kecil dari asteroid Dinkinesh yang baru-baru ini ditemukan, memiliki bentuk yang bahkan lebih aneh, terdiri dari dua bola batu yang terhubung.
Penelitian ini dipimpin oleh John Wimarsson, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Bern, Swiss. Timnya menggunakan model komputer untuk mensimulasikan bagaimana asteroid induk yang berputar cepat melemparkan puing-puing yang kemudian membentuk zona berbentuk donat di sekitarnya, yang disebut disk puing. Puing-puing ini kemudian berkumpul membentuk moonlet dengan berbagai bentuk.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa dua faktor utama yang mempengaruhi bentuk akhir moonlet adalah gravitasi dari asteroid induk dan jenis tabrakan yang dialami moonlet dengan puing-puing lainnya di disk tersebut. Pada jarak tertentu yang disebut batas Roche, gravitasi asteroid induk menyeimbangkan gaya internal moonlet, sehingga moonlet tumbuh dengan bentuk prolat. Namun, jika moonlet terbentuk di luar batas Roche, gravitasi induk tidak cukup kuat untuk mempertahankan bentuk prolat, sehingga moonlet cenderung berbentuk oblat.
Studi ini juga menemukan bahwa cara dua moonlet pendahulu bertabrakan sangat mempengaruhi bentuk akhir moonlet. Jika tabrakan terjadi dari sisi, moonlet cenderung berbentuk oblat. Namun, jika tabrakan terjadi pada sumbu panjang, moonlet yang terbentuk akan memiliki dua lobus, mirip dengan bentuk Selam.
Temuan ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk asteroid yang tidak biasa seperti Dimorphos dan Selam mungkin lebih sering terjadi di alam semesta daripada yang diperkirakan sebelumnya. Namun, teknologi pengamatan saat ini sering kali tidak mampu mendeteksi asteroid berbentuk oblat, sehingga banyak yang mungkin terlewatkan dalam penelitian sebelumnya.