Pengembang non-game yang pakai Unreal Engine 5 akan dikenakan biaya
Rencana baru ini tidak akan berdampak sama sekali pada pengembang gim, melainkan orang-orang yang menggunakan alat tersebut untuk proyek dan aplikasi lain.
Beberapa hari lalu, Epic Games membuat pengumuman mengejutkan bahwa mereka akan memberhentikan lebih dari 800 anggota tim, atau sekitar 16 persen tenaga kerjanya.
PHK ini diumumkan oleh salah satu pendiri dan CEO Epic, Tim Sweeney, yang mengakui bahwa "Kami telah menghabiskan lebih banyak uang daripada yang kami peroleh."
Tidak selesai sampai di situ, kini perusahaan dikabarkan akan menarifkan pengembang non-game yang menggunakan alat pengembangan gim Unreal Engine 5 milik Epic, sebagai penghasilan tambahan bagi perusahaan.
Rencana baru ini tidak akan berdampak sama sekali pada pengembang gim, melainkan orang-orang yang menggunakan alat tersebut untuk proyek dan aplikasi lain.
VGC melaporkan bahwa selama acara Unreal Fest minggu lalu, Sweeney mengungkapkan rencana untuk membebankan biaya "per kursi" kepada pengembang non-game dalam menggunakan Unreal Engine 5.
"Dan hal ini tidak mempengaruhi pengembang gim, tapi salah satu hal yang akan kami ubah tahun depan adalah untuk industri selain pengembangan gim, seperti industri otomotif dan sebagainya, kami akan beralih ke industri berbasis kursi. model lisensi perangkat lunak perusahaan untuk Unreal Engine," kata Sweeney dikutip dari Neowin (9/10).
Rencananya akan serupa dengan biaya yang dikenakan Adobe untuk alat pengembangannya. Mereka harus membayar lisensi untuk menggunakan Unreal Engine 5 berdasarkan berapa banyak karyawan mereka yang menggunakannya.
Sweeney tidak memberikan tanggal spesifik kapan model bisnis ini akan diluncurkan. Dia mengatakan harganya tidak akan "luar biasa mahal atau luar biasa murah", namun tidak memberikan angka pastinya.