Pengenal wajah jadi tren financial service di masa mendatang
Salah satu trennya yang disebut IDC, yaitu penggunaan teknologi biometrik seperti pengenal wajah (facial recognition) atau pengenal suara guna melakukan otentikasi atau memproses transaksi.
IDC memprediksi tren teknologi yang akan digunakan perusahaan keuangan pada 2018-2020, baik di kancah global maupun di Indonesia. Salah satu trennya, yaitu penggunaan teknologi biometrik, seperti pengenal wajah (facial recognition) atau pengenal suara guna melakukan otentikasi atau memproses transaksi.
Sebagaimana diketahui, berbagai layanan keuangan digital hampir selalu membutuhkan pin atau password untuk memverifikasi transaksi. Namun di masa mendatang, teknologi pengenal wajah atau pengenal suara akan menggantikannya.
"Biometrik itu adalah akhir dari password. Untuk di Indonesia, biometrik memang kelihatannya masih agak lama. Yang lebih mendekati itu adalah analytics mengenai consumer behaviour," kata Michael Araneta, AVP untuk IDC Financial Insights Asia Pasifik di Jakarta, Kamis (4/10).
Teknologi biometrik sendiri saat ini tersedia pada smartphone yang cukup mahal. Jika teknologi itu diimplementasikan oleh perusahaan penyedia layanan keuangan, maka ada kemungkinan bahwa orang yang memiliki smartphone mahal yang bisa memanfaatkan layanan keuangan digital tanpa password.
Namun dijelaskan Handojo Triyanto, Senior Research Manager IDC Financial Insight, bisa saja pengguna smartphone dengan harga yang cukup terjangkau juga bisa memanfaatkan teknologi tersebut.
"Itu tergantung apakah fitur biometrik bisa ditekan diantara smartphone harga 1-2 juta. Kalau bisa, artinya ada yang beli, dan akhirnya ada yang pake juga fitur biometrik itu," Handojo kepada Tek.id.
Terkait kegunaannya oleh pengguna, Handojo mencontohkan bahwa teknologi biometrik bisa digunakan untuk otentikasi, sembari menghilangkan kebutuhan password. Terkait keamanannya, Handojo mayakini teknologi itu akan lebih aman ketimbang teknologi yang konvensional.
Teknologi pengenal wajah misalnya, mampu mengenali pemiliknya secara identik dan dengan mudah ketimbang repot-repot memasukkan kata sandi. Sayangnya, implementasi teknologi tersebut pada layanan keuangan di Indonesia masih dinilai cukup lama.