Peretas berhasil bobol supercomputer untuk lakukan cryptomining
Para peretas berhasil membobol beberapa supercomputer di Eropa untuk lakukan cryptomining, dimana supercomputer saat ini digunakan untuk menemukan jalan keluar dari pandemi virus corona.
Peretasan untuk menanamkan kode jahat untuk menggunakan komputer orang lain untuk melakukan cryptomining bukanlah hal baru. Berbagai pihak keamanan siber pun sudah melaporkan banyaknya kasus tersebut, yang terjadi di seluruh dunia.
Namun, sebuah kabar baru mengenai peretasan ini cukup menarik perhatian. Alih-alih melakukan peretasan ke komputer atau laptop biasa, sekelompok peretas telah berhasil meretas supercomputer untuk melakukan cryptomining.
ZDNet (18/5/2020) melaporkan, para peretas berhasil menginfeksi banyak supercomputer Eropa dengan malware penambangan Monero dalam seminggu terakhir. Beberapa perangkat yang terkena imbas adalah ARCHER dari University of Edinburgh, lima cluster komputer bwHPC, dan yang terbaru adalah cluster di Ludwig-Maximilians University Munich.
Serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan login SSH (secure shell) yang berhasil dibobol dari universitas di Kanada, Tiongkok, dan Polandia. Peretas menggunakan nama file malware yang sama, kerentanan yang sama, dan indikator teknis sama di semua serangan.
Meski melakukan serangan dengan cukup berhati-hati, namun ada beberapa petunjuk dalam aksi ini. Dalam kasus ARCHER contohnya, serangan tampaknya berasal dari alamat IP Tiongkok. Tapi, masih belum diketahui apakah para peretas menggunakan masking IP atau tidak.
Masih belum diketahui apakah serangan ini merupakan serangan terencana, namun kebanyakan yang dilakukan peretas adalah untuk melakukan cryptomining. Namun, dikarenakan saat ini supercomputer digunakan untuk mencari vaksin untuk Covid-19, hal ini bisa menjadi masalah.