sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
Kamis, 08 Okt 2020 19:08 WIB

Plastic Rebon 2.0 bantu startup kelola sampah

Coca-cola Foundation bersama Ancora Foundation mengumumkan pencapaian dari program Plastic Reborn 2.0 yang diluncurkan tahun lalu.

Plastic Rebon 2.0 bantu startup kelola sampah

Coca-cola Foundation bersama Ancora Foundation mengumumkan pencapaian dari program Plastic Reborn 2.0 yang diluncurkan tahun lalu. Program ini merupakan inisiatif yang memiliki visi untuk mendorong terbangunnya ekosistem ekonomi sirkular di Indonesia dengan terbentuknya marketplace yang lebih efisien untuk sistem persampahan dan daur ulang di Indonesia.

“Secara prinsip, Plastic Reborn adalah bagian daripada bagaimana kita berkolaborasi untuk mendorong terjadinya dampak terkait dengan pengelolaan sampah plastik pasca konsumsi,” ujar Triyono Prijosoesilo, Wakil Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia.

Berdasarkan data dari Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP), dari 6,8 juta ton per tahun sampah yang dihasilkan, 61% di antaranya belum bisa dikumpulkan. Alhasil, lebih banyak samah yang tidak dikumpulkan dan dikelola dibanding sampah yang dikelola.

“Ini adalah suatu kesempatan untuk bisa mendukung agar gol yang diharapkan pemerintah bisa dicapai,” kata Triyono.

Plastic Reborn 2.0 mendorong kolaborasi bersama anak-anak muda yang kreatif terhadap pencarian solusi untuk mengumpulkan dan mengelola sampah kemasan plastik pasca konsumsi dengan pemanfaatan teknologi.

“Kita punya tiga strategi yang pertama adalah edukasi untuk 30.000 pelajar dan mahasiswa, yang kedua empower, untuk bagaimana mengembangkan program pengelolaan sampah di sekolah, dan yang ketiga inspire yaitu produksi produk daur ulang yang bernilai tinggi,” ujar Ahmad Zakky Habibie, Executive Director Ancora Foundation.

Keberhasilan program Plastic Reborn pada satu setengah tahun ini karena dianggap menggunakan dua strategi dalam pengembangan bisnis yaitu bisnis acceleration dan collaboration project. Kesimpulan daripada Plastic Reborn ini adalah bisnis berbasis sirkuler ekonomi yang memiliki potensi baik. Ternyata bisnis dari sampah bisa berkembang sampai menjadi komoditas yang dikelola dengan baik.

Startup terpilih Plastic Reborn 2.0

Program ini juga menjaring startup di Indonesia yang fokus pada pengelolaan sampah. Startup terpilih dalam program ini di antaranya yaitu MallSampah, Clean Up dan Gringgo dalam menghasilkan berbagai pencapaian bisnis. Peningkatan selama program Plastic Reborn dirasakan efeknya oleh semua startup seperti Clean Up. Plastic Reborn dapat mengoptimalisasikan operasional seperti input teknologi, dan memberikan pelajaran mengenai model bisnis yang dapat diaplikasikan.

“Berkat pelatihan selama empat bulan kemarin di program Plastic Reborn kita dapat sustain di kondisi pandemi Covid-19,” ujar Iqra Putra Sanur, Founder & General Manager Clean Up Indonesia.

Sejak Juni 2019 MallSampah juga bergabung di program Plastic Reborn yang dapat membuat satu step lebih maju daripada sebelumnya. Sebelum bergabung bersama Plastic Reborn, MallSampah masih menggunakan website sehingga akses pengguna terasa sulit.

“Setelah program Plastic Reborn itu kita meluncurkan aplikasi mobile di Android dan iOS sehingga memudahkan orang di kota Makassar dan sekitarnya untuk recycle sampah baik dengan mengantar atau dijemput langsung ke rumah dengan batas minimum yang kecil,” kata Adi Saifullah Putra, Co-Founder MallSampah.

Pandemi Covid-19 turut memberikan dampak pada MallSampah. Ketika pandemi, banyak permintaan layanan dari rumah karena banyak aktivitas di rumah.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Gringgo. Menggunakan teknologi yang relatif baru untuk sektor ini menjadi tantangan bagi Gringgo untuk membuat orang terbiasa menggunakan aplikasi, website dan semacamnya. Sejak pandemi, operasional startup pengelola sampah ini mengatakan permintaan layanan di kota wisata menjadi. Serupa dengan MallSampah, permintaan dari rumah tangga justru lebih banyak.

“Dari situ akhirnya kita melakukan beberapa aktivasi melalui aplikasi, sosialisasi ke masyarakat dan komunitas untuk pemilahan sampah. Salah satu aplikasi yang kita kembangkan itu berbasis aktivitas untuk pemilahan sampah rumah tangga, dan hasilnya banyak orang yang mau milah sampah,” ujar Febri Pratama Putra, Chief Technology Officer & Co-Founder Gringgo.

Share
×
tekid
back to top