Remaja di Spanyol dipenjara karena gunakan teknologi deepfake
Pengadilan Spanyol telah menjatuhkan hukuman satu tahun masa percobaan kepada 15 remaja karena menggunakan teknologi deepfake untuk membuat dan menyebarkan foto-foto tidak senonoh.
Pengadilan Spanyol telah menjatuhkan hukuman satu tahun masa percobaan kepada 15 remaja karena menggunakan teknologi deepfake untuk membuat dan menyebarkan foto-foto tidak senonoh teman sekelas perempuan mereka. Insiden ini, yang dilaporkan pada bulan Juli 2023, telah memicu kekhawatiran luas mengenai potensi penyalahgunaan deepfake dan dampaknya terhadap para korban.
Dilansir dari Gizmochina (12/7), kasus ini bermula di Almendralejo, Spanyol, ketika orang tua menemukan gambar tanpa busana putri mereka yang dipotret dan beredar di aplikasi pesan sosial WhatsApp. Karena sangat terganggu dengan kejadian tersebut, mereka melaporkan masalah tersebut ke polisi, yang kemudian melakukan penyelidikan. Terungkap pelakunya adalah sekelompok remaja berusia 13 hingga 15 tahun.
Setelah penyelidikan, pengadilan Badajoz di Spanyol menghukum setiap remaja dengan 20 dakwaan: satu karena membuat gambar pelecehan terhadap anak dan satu lagi karena melanggar integritas moral korbannya. Putusan pengadilan tersebut mencakup masa percobaan satu tahun untuk setiap terdakwa, serta kewajiban berpartisipasi dalam program kesadaran gender dan kesetaraan. Selain itu, mereka akan diminta untuk mengikuti kursus tentang penggunaan teknologi yang bertanggung jawab.
Kasus ini menyoroti potensi penggunaan deepfake yang mengganggu untuk membuat dan menyebarkan konten berbahaya, khususnya di kalangan anak muda. Hal ini juga menekankan pentingnya pendidikan mengenai penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan literasi digital, terutama bagi remaja yang menjelajahi dunia online.
Keputusan pengadilan, yang mewajibkan remaja untuk menjalani program kesadaran khusus, mencerminkan meningkatnya fokus dalam mengatasi penyalahgunaan teknologi dan dampaknya terhadap orang lain.
Penting untuk dicatat bahwa hukum Spanyol melindungi anak di bawah umur 14 tahun dari tuntutan pidana. Namun, kasus mereka sering kali dilimpahkan ke departemen perlindungan anak, yang dapat mewajibkan partisipasi dalam program rehabilitasi.
