Review Knives-Out, lebih seru dari PUBG?
Tim Tek.id penasaran untuk mencoba gim yang katanya meniru gim PUBG. Lantas, bagaimana rasanya bermain gim tersebut?
Demam gim first person shooter (FPS) bertema Battle Royale saat ini semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh dua hal, yakni gamer yang terus meningkat dan gim baru yang terus menjamur.
Salah satu gim yang menjadi sorotan saat ini adalah Knives Out. Gim besutan pengembang asal China, NetEase, ini disebut banyak gamer sebagai gim ‘kloningan’ PUBG.
Walau demikian, Knives Out memiliki pendapatan yang lebih besar dari PUBG. Dikabarkan, mereka berhasil meraup keuntungan hingga USD465 juta atau Rp6,6 triliun dari seluruh dunia.
Nah, tim Tek.id sangat penasaran mencari tahu seberapa nikmat bermain gim Knives Out. Apakah gim ini akan lebih seru dari PUBG? Kalau penasaran, yuk kita simak ulasannya berikut ini!
Metode pengujian
Dalam mengetes gim Knives Out, kami akan menggunakan empat smartphone, dua merupakan seri high-end dan dua lagi dari seri mid-to-high. Untuk high-end kami menggunakan Huawei Mate 20 Pro dan Asus 5Z.
Sementara untuk mid-to-high, kami menggunakan Realme U1 dan Xiaomi Redmi Note 5. Kami pilih keempat smartphone ini untuk mewakili beberapa kategori smartphone yang paling banyak dipakai di Indonesia.
Selain menggunakan pengalaman kami secara langsung, kami juga menggunakan aplikasi Game Bench untuk mengukur seberapa tinggi FPS yang bisa dihasilkan.
Pengaturan di keempat perangkat pun kami setarakan untuk melihat apakah ada perbedaan yang jauh di antara keempat perangkat. Untuk Knives Out, kami menggunakan pengaturan grafik tertinggi, dengan caps FPS hingga 60fps.
Sementara untuk PUBG, kami akan menggunakan pengaturan maksimal yang diperbolehkan oleh aplikasi tersebut.
Rasa bermain Knives Out
Saat pertama kali membuka aplikasi ini, kami langsung disambut pembaruan. Kami harus mengunduh pembaruan lebih dari 2GB. Lama.
Setelah masuk, kami disambut dengan layar kostumisasi karakter. Kontrolnya termasuk mewah, tidak seperti PUBG. Kami bahkan dapat mengatur bentuk mata karakter kami secara manual.
Kami pun cukup lama membuat karakter yang sesuai dengan keinginan. Setelah selesai memberi nama, kami langsung dibawa ke menu utama. Di sini, kami merasa tampilan lobi utama Knives Out yang sangat mirip dengan lobi PUBG.
Meski demikian, tata letak menu dan tema yang diusung kedua gim tersebut sangat berbeda jauh. Jika PUBG terkesan lebih ‘maskulin’ dan gelap, tampilan dari Knives Out terlihat lebih feminim dan cerah. Tak mencerminkan bahwa kita harus bertahan untuk menjadi pemenang.
Saat ingin memulai permainan, kami disediakan tiga peta. Ada Fighting Field dan Peninsula of Hurricane, yang disebut sebagai peta utama. Sementara untuk Urban Ranks disebut hanya tersedia bagi pengguna early access.
Mode permainan yang dapat dipilih pun cukup lengkap. Ada mode classic dan mode Arcade. Pilihan ini pun bisa dibilang sama dengan PUBG. Tapi, kami menemukan lebih banyak pilihan tipe Arcade dibandingkan dengan PUBG.
Total, ada sembilan mode arcade, termasuk Big it Up, Sniper Battle, Dream Chaser, Mechanized Combat, Training Ground, Biochemical Exercise, Raiders, Lightning Battle, dan Co-op Battle. PUBG hanya ada empat mode saja, yakni War, Mini-Zone, Quick Match, dan Snipper Training.
Perbedaan pertama yang paling mencolok ada di bagian grafis. PUBG memiliki tampilan karakter yang lebih realistis, Knives Out terlihat lebih kartun. Begitu juga dengan scenery in game, yang terkesan jauh lebih kaku dan kotak-kotak.
Begitu juga dengan kontrol yang kurang nyaman, gerakannya serasa lebih kaku. Padahal, kami juga mencobanya di perangkat yang menggunakan Kirin 980 dan Snapdragon 845.
Beberapa fitur in-game juga terasa kurang intuitif. Semisal di PUBG, saat kita memencet tombol ‘Peek’, scoop langsung bekerja. Sementara di Knives Out, tidak.
Meski terasa banyak kekurangan, tapi ada beberapa hal yang kami suka dari gim tersebut. Salah satunya adalah ketika kita naik kendaraan, kita bisa menjalankan kendaraan secara otomatis.
Selain itu, di pengaturan, terdapat mode 60 FPS yang tidak ada di pengaturan PUBG. Jadi, pada saat kami mengetes menggunakan Mate 20 dan ZenFone 5Z, kami mendapatkan rata-rata di angka 58 FPS, minimum 51 FPS, dan maksimum 61 FPS.
Di Redmi Note 5 dan Realme U1, skor maksimal mencapai 61 FPS, dengan minimal 20 FPS dan rata-rata di 45 FPS. Menurut kami, framerate ini membuat pengalaman bermain gim yang lebih halus.
Kesimpulan: Lebih baik dari PUBG?
Meski diluncurkan lebih cepat ketimbang PUBG mobile, pengembangan dari gim ini bisa dibilang cukup lemah di sisi grafis. Namun, mengenai konten in-game, Knives Out memiliki konten yang lebih kaya.
Masalah grafis pun sebenarnya masih bisa dimaklumi, tapi kami sudah terlanjur dimanjakan oleh Unreal Engine 4 yang dipakai oleh Blue Hole. Engine ini sama persis dengan gim desktop mereka, jadi grafisnya pun tak kalah indah.
Pada kesimpulan kali ini, kami harus setuju bahwa Knives Out tidak dapat mengimbangi kedigdayaan PUBG. Meski begitu, NetEase masih banyak memiliki kesempatan untuk memoles gim ini lebih baik.
Menurut kami, pendapatan Knives Out yang lebih tinggi dari PUBG karena mereka sudah mendapatkan traksi kepopuleran di China. Selain itu, tim sensor gim China juga sudah melakukan pemblokiran terhadap PUBG.
Jadi, sudah sepantasnya gim ini berhasil mendapatkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan PUBG. Penasaran? Atau sudah coba? Apa pendapat kalian?