Samsung mendadak beri update ke 500 juta smartphone lawas miliknya
Sekitar 500 juta smartphone Samsung Galaxy lawas dilaporkan telah memperoleh pembaruan firmware secara tiba-tiba.
Samsung baru-baru ini telah menghadirkan pembaruan sistem untuk sejumlah perangkat smartphone edisi lama mereka. Tak tanggung-tanggung, perusahaan ini memberikan pembaruan untuk sekitar 500 juta ponsel Samsung Galaxy lawas yang masih tersedia.
Seperti diketahui, beberapa smartphone Samsung Galaxy versi lama tidak lagi mendukung sistem yang tersedia. Meski begitu, mulai awal bulan Agustus ini, perusahaan memberikan pembaruan sistem (firmware) ke sejumlah perangkat lawas mereka.
Dilansir dari Sammobile (25/8), Samsung awalnya hanya disebut membawa pembaruan firmware ini untuk sejumlah perangkat. Namun, belakangan ini dilaporkan ada lebih banyak lini seri Samsung Galaxy lawas yang turut mendapatkan update dari perusahaan.
Menariknya, Samsung juga membawa update firmware ini ke beberapa perangkat smartphone yang lebih lawas. Ini termasuk lini seri Galaxy Alpha (2014), Galaxy S5 Neo (2015), Galaxy S6 (2015) dan Galaxy S7 (2016).
Selain itu, pembaruan juga hadir untuk beberapa ponsel pintar besutan Samsung lainnya yang lebih baru. Smartphone lain yang turut mendapatkan pembaruan serupa meliputi Samsung Galaxy S8 (2017), Samsung Galaxy Note 8 (2017) hingga Samsung Galaxy A7 (2018).
Menurut laporan dari Sammobile, pembaruan firmware ini dirilis untuk meningkatkan stabilitas GPS dan konektivitas yang ada di perangkat Samsung lawas. Oleh karena itu, pembaruan sistem ini tidak dilengkapi dengan patch keamanan yang terbaru.
Akan tetapi, khusus untuk Galaxy S6 Series, Sammobile mencatat akan ada sejumlah peningkatan lain yang diberikan oleh Samsung. Ponsel pintar yang rilis sekitar April 2015 ini akan memperoleh peningkatan performa sistem, stabilitas dan beberapa perbaikan lainnya.
Sayangnya, sampai saat ini belum diketahui alasan pasti Samsung memberikan pembaruan firmware untuk sejumlah perangkat lawas mereka. Kemungkinan pembaruan ini diluncurkan karena perusahaan menemukan kelemahan keamanan yang harus diperbaiki.