Samsung ikut dalam pertarungan pembangunan pusat data AI
Dikarenakan minat dan permintaan solusi AI dari perusahaan yang sangat besar, Samsung dilaporkan sedang membangun pusat data AI.
Perusahaan IT besar sekarang sedang bersaing untuk membuat sebuah pusat data AI yang canggih. Hal ini dikarenakan perkembangan AI di masa depan diprediksi akan terus meningkat ke tingkat yang lebih besar lagi.
Bahkan, baru-baru ini, divisi layanan IT Samsung telah mengumumkan rencana untuk membangun pusat data AI. Mereka berlasan, pembangunan pusat data AI ini diharapkan dapat memanfaatkan permintaan industri yang terus tumbuh untuk komputasi AI.
Samsung SDS telah membeli tanah dan infrastruktur di lokasi pabrik Samsung Electronics di Gumi, Korea Selatan, dengan biaya yang diyakini sekitar USD15 juta. Berdasarkan rencana tersebut, perusahaan akan membangun lokasi baru untuk melengkapi portofolio pusat datanya yang terus berkembang.
Perusahaan saat ini mengoperasikan 18 pusat data di seluruh dunia, lima di antaranya berlokasi di Korea Selatan, termasuk lokasi di Sangam, Gumi, Suwon, Dongtan, dan Chuncheon, seperti dilansir dari laman Techradar (20/12).
Langkah yang dilakukan Samsung SDS muncul di tengah periode permintaan yang tinggi terhadap kemampuan komputasi AI secara global. Selain itu, saat ini cukup banyak perusahaan yang meningkatkan adopsi teknologi tersebut.
Perusahaan hyperscaler barat seperti Microsoft, Amazon Web Services (AWS), dan Google Cloud semuanya telah berjanji untuk berinvestasi dalam perluasan infrastruktur.
Riset terkini dari IDC memperkirakan melonjaknya kebutuhan beban kerja AI akan mendorong peningkatan tajam dalam kapasitas pusat data selama tiga tahun ke depan, dengan industri diproyeksikan mencatat tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 40,5% pada tahun 2027.
Samsung SDS telah berinvestasi besar dalam operasi pusat data dalam beberapa tahun terakhir untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat ini. Perusahaan ini menyediakan berbagai infrastruktur dan layanan cloud terkelola.
Pada kuartal ketiga tahun 2024, perusahaan mencatat lonjakan pendapatan sebesar 35% dari segmen layanan cloud saja, menandai peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Perusahaan tersebut juga baru-baru ini mengungkap rencana untuk meluncurkan layanan FabriX AI sebagai bagian dari kesepakatan dengan Microsoft Azure, dan mencatat dalam sebuah pernyataan saat itu bahwa langkah tersebut akan membantu memperluas basis pengguna globalnya.