SDM bidang teknologi masih belum memenuhi harapan industri
Hasil survei dari Industri Teknologi dan Informasi di kawasan Asia Pasifik menyebutkan, wilayah ini kekurangan tenaga kerja berkualitas
Kawasan Asia Pasifik memiliki populasi berusia produktif yang sangat besar. Hanya saja di masa depan, banyak perusahaan di Asia Pasifik yang akan kesulitan menemukan tenaga kerja yang sesuai di posisi yang tepat.
Survei Harvey Nash/KPMG CIO di 2016 lalu, mencatat bahwa kurangnya kemampuan teknologi informasi (TI) sangat terlihat di Asia Pasifik. 7 dari 10 pemimpin perusahaan TI mengatakan bahwa pekerja yang tidak sesuai telah menghalangi tujuan bisnis mereka. Survei yang sama mengidentifikasi bahwa analitik data menjadi kemampuan yang paling dicari di Asia Paisfik, seperti yang diungkapkan oleh 44 persen responden. Kebutuhan ini 5 persen lebih tinggi dari rata-rata kebutuhan di tingkat global.
Menurut survei Oracle, 88 persen perekrut tenaga kerja di wilayah ini mengatakan bahwa kurangnya kemampuan menjadi tantangan utama. Sementara itu 86 persen responden mengatakan kurangnya kandidat berkualitas di industri teknologi.
Perusahaan yang mengaku kekurangan tenaga kerja berkualitas terutama datang dari industri digital, teknologi finansial, dan keamanan siber.
Francois Lancon, Senior Vice President of Oracle APAC, dalam keterangannya mengatakan, “Menjembatani kurangnya kemampuan di Asia Pasifik menjadi sangat penting untuk masa depan perekonomian Asia Pasifik. Dari ritel hingga manufaktur, dari keuangan hingga sektor lainnya, semua bisnis dibangun di atas fondasi teknologi yang berevolusi dengan sangat cepat,”
Solusinya, selain melatih pekerjanya, sektor swasta juga harus fokus pada interaksi dengan pemerintah dan institusi pendidikan. Hal ini dapat menyelaraskan kebutuhan bisnis di masa depan dengan kurikulum yang diajarkan kepada siswa. Ini skenario yang tepat. Pasalnya, pelajar mendapatkan kemampuan yang dibutuhkan. Di lain sisi sektor swasta menemukan pekerja dengan kemampuan yang sesuai.
Perusahaan swasta ada di posisi yang unik untuk mendorong pelajar mengeksplorasi kekuatan pemrograman komputer. Sektor swasta juga mampu memberitahu siswa tentang peluang karir di masa depan yang terkait ilmu komputer.
Dengan begitu, pelajar jadi lebih tertarik untuk mempelajari pemrograman dan desain database, jika mereka tahu ilmu-ilmu tersebut akan meningkatkan daya saingnya di bursa kerja nanti.
Di Indonesia, Oracle mendirikian Oracle Academy. Mereka bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Teknis dan Kejuruan untuk melatih tiga ribu pelajar. Direktorat dibekali dengan kemampuan dan pengetahuan komputasi tingkat tinggi, yang nantinya bisa mereka bagi ke lebih dari 900 sekolah kejuruan. Oracle Academy juga terus menciptakan program, kurikulum, dan lokakarya seputar teknologi terbaru, seperti AI.