Segera ganti password Canva Anda, data-datanya dicuri hacker
Unicorn asal Australia, Canva, mendapatkan masalah keamanan data privasi pengguna. Ratusan juta data pengguna dicuri orang tidak bertanggung jawab.
Canva, startup berbasis di Sidney, Australia, telah diretas oknum tidak bertanggung jawab. Sedikitnya 139 juta data pengguna Canva dinyatakan telah dicuri oleh peretasnya.
Dilansir dari ZDnet (25/5) hacker yang bertanggung jawab atas pencurian data ini adalah GnosticPlayers. Peretas ini terkenal di kalangan kekuatan siber. Ia telah menjual hampir satu miliar data dari 44 perusahaan yang dicurinya di seluruh dunia. Ia menjualnya di pasar gelap dark web.
Peretas ini mengontak ZDnet soal peretasan ini, dan Canva adalah korban terbarunya pagi ini. Ia mengatakan telah mengunduh data apapun per tanggal 17 Mei. Canva mendeteksi tindakan ini dan segera menutup server database mereka.
Data yang dicuri peretas ini meliputi nama pengguna, nama asli pengguna, alamat email, kota, negara, dan informasi lain yang tersedia.
61 juta pengguna bahkan terpampang password Canva mereka di dalamnya. Kata kunci tersebut terpampang menggunakan bcrypt algorithm. Akun pengguna lain, bahkan tercuri informasi token Google mereka. 78 juta pengguna dari 139 juta data pengguna yang dicuri, memiliki akun Gmail yang terhubung dengan akun Canva mereka.
Canva yang dihubungi ZDnet memverifikasi hal ini. Juru bicara Canva memberikan keterangan pun mengatakan telah mengetahui hal ini. Canva mendorong pengguna mereka untuk mengubah kata kunci mereka untuk keamanan.
Canva adalah sendiri adalah perusahaan teknologi terbesar di Australia. Berdiri pada 2012, situs web Canva telah menjadi favorit di antara pengguna dan perusahaan besar yang sering menggunakannya untuk membangun situs web secara instan, membantu mendesain logo, atau mengumpulkan materi pemasaran yang menarik. Kini Canva pun digunakan oleh para praktisi sosial media dan digital marketing secara intensif karena kepraktisannya.