sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id samsung
Selasa, 06 Agst 2024 19:03 WIB

Setelah pecahkan rekor, harga Bitcoin terancam terjun payung

Dalam sebuah laporan di akhir pekan lalu, Bitcoin dilaporkan akan mengalami penurunan harga meski telah mencapai rekor tertingginya.

Setelah pecahkan rekor, harga Bitcoin terancam terjun payung

Setelah menunjukkan titik tertinggi sepanjang masa yang mencapai USD95 triliun, banyak orang yang berpendapat bahwa Bitcoin akan memiliki masa depan yang cukup baik. Namun apa daya, baru-baru ini ada perkembangan yang mengkhawatirkan terkait dengan mata uang crypto yang satu ini.

Sebenarnya, ada beberapa faktor yang membuat harga Bitcoin mengalami penurunan. Namun salah satu yang paling mempengaruhi untuk saat ini adalah adanya peningkatan kemungkinan terjadinya resesi di seluruh dunia, seperti dikutip dari laman Wccftech (6/8)

 

 

Sahm Rule

 

 

Soalnya, pada akhir pekan lalu sebuah laporan dari lembaga Non-Farm Payroll yang mengumumkan tingkat penambahan pekerjaan di Amerika Serikat pada Juli lalu mengalami pelambatan. Bahkan, jumlahnya jauh di bawah perkiraan analis.

 

 

Yang terpenting, laporan tersebut juga secara formal memicu apa yang disebut kondisi Aturan Sahm, yang menyatakan bahwa resesi terjadi di AS ketika rata-rata pergerakan 3 bulan dari tingkat pengangguran nasional (U3) bergerak 0,5 persen di atas minimum rata-rata tiga bulan tersebut selama dua belas bulan terakhir.

 

 

Hal ini kemudian menyebabkan perubahan harga ekspektasi suku bunga secara drastis, dengan pasar sekarang memperkirakan penurunan persentase penuh pada suku bunga acuan Federal Reserve antara September dan awal 2025.

Bitcoin, Resesi, dan Likuiditas

Meski mengalami penurunan, namun masih ada beberapa cara untuk Bitcoin dapat bertahan dan kemungkinan kembali mengalami peningkatan. Salah satunya adalah tidak mengabaikan limpahan likuiditas yang pasti akan terjadi setelah dimulainya resesi resmi di AS.

Sebaliknya, pasar harus berfokus pada resesi itu sendiri dan kehancuran permintaan yang pasti akan terjadi akibat kontraksi ekonomi tersebut.

Grafik di atas menggambarkan korelasi Bitcoin selama 30 hari dengan emas, indeks S&P 500, dan Nasdaq Composite. Jika diperhatikan, Bitcoin berkorelasi positif dengan indeks ekuitas AS selama sebagian besar tahun ini, tetapi korelasi ini berubah menjadi sangat negatif pada bulan Juni.

Namun, jika pasar ekuitas mengalami pukulan telak karena ekspektasi resesi secara formal dimasukkan ke dalam valuasi yang tinggi dan Bitcoin terus berada pada lintasan “bearishnya” saat ini, rezim korelasi ini akan kembali berbalik positif.

 

 

Tentu saja, tidak sepenuhnya pasti bahwa resesi akan terjadi. Namun, jika melihat fakta bahwa Berkshire Hathaway milik Warren Buffett baru saja menjual saham dalam jumlah yang memecahkan rekor, prospeknya memang tampak suram.

Di sisi positifnya, ketika resesi yang digembar-gemborkan itu benar-benar terjadi, pasar akan segera mengalihkan perhatiannya ke banjir likuiditas yang akan datang yang pasti akan dilepaskan oleh Federal Reserve yang panik. 

Pergeseran paradigma ini kemudian dapat memainkan peran utama dalam meningkatkan harga aset, termasuk Bitcoin, terutama jika tetap berada dalam rezim korelasi positif dengan indeks ekuitas AS.

Share
×
tekid
back to top