Smartfren terang-terangan mau akuisisi 100 ribu pelanggan Bolt
Smartfren menargetkan 100 ribu pengguna Bolt, untuk beralih menggunakan layanannya. Itu berarti, setengah dari pelanggan Bolt yang terkatung-katung.
Sejak akhir tahun lalu Smartfren menghadirkan program yang bertujuan membantu pelanggan Bolt. Smartfren memungkinkan mereka menukar kartu Bolt, sehingga pelanggan bisa tetap berinternet ria.
Sejauh ini program itu sudah dilakukan Smartfren di berbagai lokasi Bolt Zone di Jabodetabek dan Medan. Smartfren sendiri menargetkan 100 ribu pengguna Bolt beralih menggunakan layanannya.
Diakui Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO of Comercial Smartfren, sekitar 30% pelanggan Bolt sudah mengikuti program penukaran kartu Bolt-Smartfren. Artinya, sekitar 30 ribu pelanggan Bolt telah memanfaatkan program Smartfren.
"Sudah hampir 30 ribu, target kita di atas 100.000 lah," kata Djoko Tata.
Jumlah terakhir pelanggan aktif Bolt yang terdata sekitar 200 ribu pelanggan. Program Smartfren ini juga menguntungkan pelanggan Bolt, karena Bolt-Smartfren memiliki spektrum yang sama. Dengan begitu, pelanggan bisa lebih mudah migrasi ke Smartfren.
Program penukaran kartu Bolt ke Smartfren masih akan berlangsung hingga 31 Januari. Pelanggan yang ingin mengikuti program ini bisa berkunjung ke 28 lokasi Bolt Zone di Jabodetabek dan Medan kemudian melakukan verifikasi. Apabila dinyatakan lolos, customer service Smartfren di Bolt Zone akan melayani penukaran serta aktivasi kartu perdana.
Seperti diketahui, izin pengunaan pita lebar 2,3 GHz yang dimiliki Bolt dicabut Kemkominfo Desember 2018 lalu. PT Internux selaku perusahaan induk Bolt menunggak biaya hak penggunaan frekuensi sebesar Rp343,57 miliar. PT Internux menunggak sejak 2016-2017 dan gagal bayar sampai akhir 2018 lalu.