Smartphone Infinix "Made in China" sudah ditarik dari pasar
Kemenkominfo memastikan seluruh smartphone yang melanggar aturan TKDN tersebut di tarik dari pasar
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah membekukan sertifikasi milik PT Bejana Nusa Agung sebagai pemasok Infinix Zero 5. Hal ini dilakukan setelah Kemenkominfo menemukan Zero 5 yang dipasarkan di Lazada merupakan produk buatan China.
Atas pembekuan sertifikasi tersebut, pemasok Zero 5 itu akhirnya menarik kembali produk yang didistribusikannya di Lazada. Dalam sebuah acara dibilangan Gatot Suboto, Ismail, Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI), Kemenkominfo menyatakan bahwa PT Bejana Nusa Agung telah menarik Zero 5 buatan China dari pasar.
"Iya, sudah (ditarik dari pasaran). Sudah konfirmasi," kata Ismail
Hingga pembekuan sertifikat itu sendiri, PT Bejana Nusa Agung memang tak menampakkan dirinya ke publik. Alih-alih melakukan perlawanan, pemasok itu seolah tunduk pada sanksi yang diberlakukan dan tak mempermasalahkan pencabutan sertifikat oleh Kemenkominfo.
"Mereka sudah tahu kalau itu (dilarang) jadi mereka nggak masalah sertifikatnya dicabut," ujarnya.
Untuk diketahui, PT. Bejana Nusa Agung memiliki dua sertifikat untuk Zero 5 4G (X603 LTE) yang diproduksi di Indonesia dan Zero 5 3G (X603) buatan China. Sayangnya, PT. Bejana Nusa Agung menyalahi aturan dengan memasarkan Zero 5 buatan China yang selayaknya hanya didikung konektivitas 3G, yang kemudian dimodifikasi dengan dukungan konektivitas 4G.
Hal tersebut menyalahi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang diberlakukan untuk ponsel 4G yang dipasarkan di Indonesia. Atas praktik itu, Kemekominfo mencabut sertifikat X603 atas nama PT Bejana Nusa Agung.
Kabar adanya Infinix Zero 5 "Made in China" bermula dari postingan pengamat gadget Indonesia, Herry SW. Dia menduga Infinix melakukan praktik ilegal dengan memasarkan smartphone buatan China tersebut. Padahal, kala dirilis smartphone tersebut diklaim telah memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 30 persen.