Studi ungkap 70 persen makanan bayi di supermarket tidak sehat
Penelitian ini melibatkan analisis terhadap 651 produk makanan bayi dan balita yang dijual di 10 jaringan toko kelontong terbesar di AS.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh George Institute for Global Health mengungkapkan bahwa 70 persen makanan bayi yang dijual di toko kelontong Amerika Serikat tidak memenuhi standar kesehatan yang direkomendasikan. Studi ini memaparkan temuan yang mengejutkan, menunjukkan bahwa banyak produk makanan bayi mengandung informasi yang menyesatkan pada kemasannya, dan sebagian besar produk tersebut tidak sehat bagi anak-anak.
Dilansir dari Wion News (24/8), penelitian ini melibatkan analisis terhadap 651 produk makanan bayi dan balita yang dijual di 10 jaringan toko kelontong terbesar di AS. Hasilnya mengungkapkan bahwa 60 persen produk tersebut gagal memenuhi rekomendasi nutrisi, dan tak satu pun produk yang memenuhi standar promosi yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selain itu, 44 persen produk melebihi batas gula yang disarankan, dan satu dari lima produk mengandung natrium melebihi batas aman.
Para peneliti menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya popularitas makanan olahan untuk bayi dan anak-anak, yang sering kali dipilih oleh orang tua yang sibuk tanpa menyadari bahwa produk tersebut kurang gizi. Dr. Elizabeth Dunford, salah satu peneliti utama, mengatakan, "Masa kanak-kanak adalah periode kritis di mana preferensi rasa dan kebiasaan makan terbentuk. Konsumsi makanan yang tidak sehat pada usia ini dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti obesitas dan diabetes di masa depan."
Selain kekhawatiran terhadap kandungan gizi, studi ini juga menyoroti praktik pemasaran yang menyesatkan pada produk makanan bayi. Hampir semua produk yang diteliti ditemukan memiliki klaim yang bisa menyesatkan konsumen, seperti 'non genetis termodifikasi', 'organik', dan 'bebas BPA'. Klaim ini menciptakan kesan seolah-olah produk tersebut lebih sehat daripada kenyataannya, padahal kenyataannya banyak produk ini mengandung gula dan natrium dalam jumlah yang tinggi.
Daisy Coyle, peneliti lain yang terlibat dalam studi ini, menegaskan pentingnya regulasi yang lebih ketat di pasar makanan bayi. "Kurangnya regulasi memungkinkan industri makanan untuk terus menipu konsumen. Orang tua perlu lebih waspada terhadap kandungan nutrisi produk yang mereka beli untuk anak-anak mereka," ujarnya.
Studi ini memicu peringatan keras bagi para orang tua dan pembuat kebijakan untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk makanan bayi, serta mendesak perlunya regulasi yang lebih ketat untuk melindungi kesehatan generasi mendatang.