Tech Winter Diprediksi Masih Berlanjut Tahun Ini, Apa Penyebabnya?
Tech winter menjadi salah satu pemicu efisiensi dan pemangkasan karyawan di startup dan perusahaan skala global.
Gelombang tech winter diprediksi masih terus berlanjut hingga tahun ini, baik skala nasional maupun internasional. Fenomena ini merupakan kondisi kenaikan biaya modal yang memaksa investor untuk memperkat seleksi investasi mereka guna memaksimalkan pengembalian investasi dan menurunkan risiko.
Menurut Investment Partner GDP Venture Antonny Liem, ada dua hal yang menyebabkan tech winter masih terjadi di tahun ini. Salah satunya yaitu faktor makroekonomi.
“Kenaikan cost of capital ini dikarenakan faktor makro seperti perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada naiknya harga energi, pandemi Covid-19 mengganggu global supply chain dan lainnya,” jelasnya dalam acara Power Lunch dengan tema Navigating Startups: The Challenges & Opportunities 2023 yang diadakan oleh GDP Venture di Three Buns, Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (15/3).
Penyebab lainnya adalah peralihan konsumen ke layanan digital. Ya, pandemi COVID-19 yang membuat pergerakan masyarakat jadi terbatas kala itu membuat mereka beralih ke aplikasi di ponsel untuk memenuhi kebutuhannya.
“Pada saat pandemi lalu, terjadi percepatan digitalisasi di mana banyak konsumen beralih ke layanan digital, sehingga perusahaan membutuhkan lebih banyak lagi manpower untuk melayani kebutuhan ini,” ungkap Antonny.
Namun, setelah pandemi mereda, beberap kebiasaan digital kembali seperti sebelumnya. Hal ini menyebabkan menjadi banyak penyesuaian terhadap startup, salah satunya PHK besar-besaran yang kini banyak terjadi di dalam dan luar negeri.
Kondisi ini seakan menjadi peringatan bagi perusahaan rintisan di bidang teknologi untuk fokus menjalankan bisnis yang menguntungkan. Jika mereka bisa mendapatkan profit, mereka pun dapat membayar karyawan dan memberikan dampak positif pada masyarakat.