Teknologi Honeywell buat drone terbang lebih lama dan lebih jauh
Dua sel bahan bakar pada drone dilaporkan memungkinkan drone hingga tiga kali lebih lama daripada jika hanya bertenaga baterai.
Saat ini, sebagian besar drone bertenaga listrik memiliki batas waktu penerbangan yang relatif singkat. Selain itu, untuk menjaga kontak radio dengan operatornya, drone harus tetap berada dalam garis pandang. Namun, sistem dari Honeywell terbaru dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan ini.
Dikenal dengan paket BVLOS (Beyond Visual Line of Sight), konfigurasi ini dirancang untuk digunakan pada drone kecil. Ini terdiri dari komponen buatan Honeywell berikut: dua atau lebih sel bahan bakar hidrogen 600 watt (dengan total 1.200 watt atau lebih); unit radar IntuVue RDR-84K; unit pengukuran inersia (IMU); dan apa yang disebut sebagai transceiver satelit terkecil dan teringan di dunia.
Dua sel bahan bakar tersebut dilaporkan memungkinkan drone hingga tiga kali lebih lama daripada jika hanya bertenaga baterai. Selain itu, drone sel bahan bakar akan lebih tenang dan lebih bersih daripada mesin bensin. Di sisi lain, modul radar digunakan untuk mendeteksi dan menghindari rintangan hingga 3 km, memetakan medan di bawah, berfungsi sebagai altimeter, dan mengidentifikasi zona pendaratan. Ini juga dapat digunakan untuk navigasi jika GPS drone gagal.
Dilansir dari New Atlas (23/8), IMU memungkinkan drone untuk memantau orientasinya dalam ruang tiga dimensi, sementara transceiver satelit memungkinkannya mengunduh laporan cuaca dan lalu lintas udara secara real-time, dan melakukan streaming video langsung kembali ke kru darat.
Honeywell mengklaim kru dapat menggunakan video itu untuk panduan saat mengendalikan drone dari jarak jauh (melalui satelit) meskipun paket BVLOS juga dapat diatur untuk penerbangan otonom murni. Kemungkinan aplikasi untuk teknologi ini termasuk pengiriman paket, pencarian & penyelamatan, penegakan hukum, survei, dan inspeksi pipa/saluran listrik.