Ditangkap di Prancis, Telegram: Pavel Durov tidak bersalah
CEO Telegram, Pavel Durov, baru-baru ini ditangkap di bandara Le Bourget, Paris, Prancis. Penangkapan ini dilakukan berdasarkan surat perintah yang menuduh Telegram tidak memoderasi konten dengan baik.
CEO Telegram, Pavel Durov, baru-baru ini ditangkap di bandara Le Bourget, Paris, Prancis. Penangkapan ini dilakukan berdasarkan surat perintah yang menuduh Telegram tidak memoderasi konten dengan baik, sehingga memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas ilegal seperti pencucian uang dan perdagangan narkoba.
Dilansir dari The Verge (27/8), Telegram segera merespons dengan menyatakan bahwa Durov tidak bersalah dan tidak memiliki apa pun untuk disembunyikan. Dalam pernyataan resminya, Telegram menegaskan bahwa mereka selalu mematuhi hukum Uni Eropa, termasuk Digital Services Act, dan praktik moderasi mereka sudah sesuai dengan standar industri serta terus diperbaiki.
Durov, yang memiliki kewarganegaraan ganda Prancis dan Uni Emirat Arab, sering bepergian ke Eropa dan dikenal sebagai pendukung kebebasan berbicara. Telegram juga mengkritik gagasan bahwa pemilik platform harus bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut oleh pengguna.
Penangkapan ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk Elon Musk, yang menyatakan bahwa kebebasan berbicara di Eropa sedang terancam. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga memberikan pernyataan bahwa penangkapan ini bukan keputusan politik, melainkan bagian dari investigasi yudisial yang sedang berlangsung.
Telegram, yang didirikan oleh Durov pada tahun 2013, telah menjadi salah satu platform media sosial utama dengan hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia. Aplikasi ini sangat berpengaruh di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet lainnya.
Durov, yang lahir di Rusia dan meninggalkan negara tersebut pada tahun 2014 setelah menolak menyerahkan data pengguna kepada pemerintah Rusia, kini tinggal di Dubai. Dia dikenal sebagai tokoh yang menginspirasi banyak orang dengan pandangan politik libertariannya dan dedikasinya terhadap kebebasan berbicara.
Telegram berharap situasi ini dapat segera diselesaikan dan menegaskan komitmennya untuk terus mematuhi hukum internasional serta menjaga kebebasan berbicara di platform mereka.