Terkena skandal, startup EV Nikola gulung tikar
Perusahaan truk listrik asal AS, Nikola Corporation, resmi mengumumkan penghentian operasi setelah bertahun menghadapi krisis keuangan dan skandal penipuan.

Perusahaan truk listrik asal AS, Nikola Corporation, resmi mengumumkan penghentian operasi setelah bertahun menghadapi krisis keuangan dan skandal penipuan. Keputusan ini menandai akhir perjalanan startup yang pernah digadang-gadang sebagai pesaing Tesla di pasar kendaraan listrik (EV) komersial.
Didirikan pada 2015 oleh Trevor Milton, Nikola awalnya menarik perhatian dunia dengan visi revolusionernya: memproduksi truk listrik dan hidrogen ramah lingkungan. Pada 2020, perusahaan ini bahkan berhasil melantai di bursa NASDAQ dengan valuasi mencapai $34 miliar, mengalahkan raksasa otomotif tradisional. Namun, ambisi itu segera runtuh ketika investigasi mengungkap praktik penipuan yang dilakukan Milton.
Dilansir dari Engadget (21/2), skandal besar pecah pada September 2020 setelah laporan Hindenburg Research menuduh Nikola memalsukan demo produk. Salah satu momen kontroversial adalah ketika truk Nikola "Nikola One" didorong menuruni bukit untuk memberi kesan seolah-olah berjalan dengan tenaga listrik. Milton akhirnya mengundurkan diri dan divonis 4 tahun penjara atas tuduhan penipuan sekuritas pada 2023. Kepercayaan investor pun hancur, dan saham Nikola anjlok 99% dari puncaknya.
Meski berusaha bangkit dengan fokus pada truk hidrogen, Nikola terus dilanda masalah produksi, keterlambatan pengiriman, dan pembakaran uang tunai. Upaya mencari mitra strategis atau suntikan dana gagal, termasuk negosiasi dengan perusahaan energi. Pada Juni 2024, dewan direksi memutuskan likuidasi aset sebagai jalan terakhir.
Keputusan ini menjadi tamparan bagi industri EV yang sedang berjuang meningkatkan adopsi. Kisah Nikola mengingatkan betapa risiko hype berlebihan dan ketiadaan transparansi bisa menghancurkan perusahaan berbasis teknologi. Meski demikian, inovasi di sektor truk listrik tetap terus berlanjut, dengan pesaing seperti Tesla Semi dan Volvo yang mulai memperkuat pasar.
Nikola mungkin akan dikenang sebagai contoh ambisi yang kandas akibat keserakahan, sekaligus pelajaran berharga tentang pentingnya integritas dalam bisnis berteknologi tinggi.