Ternyata smart TV juga bisa menambang data penggunanya
Para peneliti mengatakan bahwa tanpa disadari, para produsen smart TV telah mengambil data tontonan penggunanya selama ini.
Popularitas smart TV semakin meningkat. Saat ini banyak vendor yang menawarkan smart TV berharga terjangkau seperti, Xiaomi, Samsung, Coocaa, dan lainnya.
Namun, para pengguna tidak sadar data tontonan mereka dicuri. Menurut seorang profesor ekonomi di University of North Florida yang melakukan penelitian tersebut, Brandon Minster, pengguna tak sadar bahwa smart TV bisa mengumpulkan informasi dari para penggunanya.
"Kita tumbuh dengan TV yang bisa kita tonton, bukan TV yang bisa menonton kita,” kata Brandon.
“Menurut saya, akan membutuhkan waktu setidaknya sampai satu generasi atau lebih sampai kita bisa menyadarinya (kita ditonton TV).”
Dia menyampaikan, di beberapa smart TV sudah tertanam teknologi bernama Automated Content Recognition (ACR). Menurutnya, teknologi ini bisa memantau aktivitas pengguna, mulai dari apa yang ditonton baik dari siaran TV biasa hingga dari layanan streaming.
Boston 25 (5/4) melaporkan, data tersebut pun tidak hanya bisa disimpan oleh para vendor smart TV saja. Data terkumpul juga bisa dijual ke pihak ketiga. Jadi, para pihak ketiga dapat memberikan konten yang disukai oleh seseorang.
"Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa perangkat ini,,, menyampaikannya kembali ke produsen, " ujar Profesor di Northeastern University, David Choffnes.
Penelitian ini pun menemukan pada 2017, Vizio harus membayar denda sebesar USD7,7 juta ke Federal trade Commission. Mereka ketahuan telah mengumpulkan data penonton tanpa izin.
Sebenarnya, hal ini bukan pelanggaran, mengingat para produsen smart TV biasanya sudah meminta persetujuan saat pertama kali melakukan pengaturan awal pada smart TV mereka. Namun, karena kita tidak membaca persetujuan tersebut, kita langsung mengklik ‘Ok’ saja tanpa membacanya.