TikTok: Kami ingin jadi platform paling transparan dan terpercaya
TikTok menyebut pihaknya ingin menjadi platform sosial yang paling transparan dan dapat dipercaya oleh penggunanya.
Pemblokiran terhadap TikTok di Amerika Serikat (AS) sampai saat ini belum terlaksana. Beberapa penundaan terjadi dan proses akuisisi TikTok oleh Walmart dan Oracle pun masih belum menemui titik terang. Kabarnya sebuah sidang akan digelar pada 14 Desember mendatang untuk menentukan keputusan pemblokiran pengunduhan TikTok di AS.
Kendati begitu, VP Solusi Bisnis Global TikTok, Blake Chandlee menyebut bahwa TikTok sejatinya ingin menjadi platform sosial yang paling transparan dan dapat dipercaya. Hal itu disampaikan dalam acara Web Summit yang digelar secara daring.
“Kami telah melakukan perbincangan dengan Administrasi (Trump) tentang keamanan data dan meyakinkan orang untuk merasa nyaman dengan itu, jadi kami akan melanjutkannya. Satu hal yang akan selalu kalian dengar dari kami adalah kami ingin menjadi ‘properti’ yang paling transparan dan dapat dipercaya,” kata Blake Chandlee.
Dilansir dari Cnet (4/12), TikTok mulai menghadapi cekalan di AS ketika popularitasnya meningkat dengan tajam, terutama di kalangan anak muda dan orang di usia 20 tahunan. Perusahaan ini telah berkali-kali meyakinkan kalau semua data pengguna AS tidak dapat diakses oleh pemerintah Tiongkok. Kendati begitu, pemerintahan Trump menuntut TikTok segera menjual asetnya ke perusahaan asal AS agar bisa terus beroperasi di negara tersebut.
Chandlee menyebut pihaknya akan terus bekerja sama dengan regulator terkait untuk menemui titik terang dari masalah keamanan data ini. Ia mengklaim bahwa ini merupakan perjuangan untuk komunitas TikTok, untuk kebebasan berekspresi dan kreativitas.
Belum lama ini, TikTok menghadapi tantangan langsung dari Reels. Platform video singkat Instagram ini tampil sangat mirip dengan TikTok. Bahkan kabarnya Instagram akan menyertakan Reels dalam navigasi utama di aplikasinya. Hal ini diduga kuat merupakan strategi Instagram untuk meningkatkan adopsi Reels di kalangan penggunanya, sebagaimana dulu yang dilakukannya dengan IGTV.