Tinder buka rahasia algoritma pencocokannya
Bagaimana cara Tinder mencocokkan satu profil dengan profil lainnya. Apakah itu sekedar random? Mengetahui algoritma Tinder pun memudahkan pengguna untuk mencari pasangan paling cocok lewat Tinder.
Sebagai salah satu aplikasi pencari teman kencan paling populer, banyak yang penasaran dengan cara kerja Tinder. Apakah sistem kecocokan di belakang nya berjalan secara random atau ada algoritma tertentu?
Tinder pun akhirnya memutuskan untuk membuka dapurnya. Melalui blog post yang mereka unggah di situs resmi mereka, Tinder memberi tips-tips tertentu.
Pertama, Tinder memprioritaskan potensi kecocokan satu sama lain, dinilai dari keaktifan pengguna. "Kami tidak ingin menghabiskan waktu Anda dengan menunjukkan profil Anda ke pengguna tidak aktif," ternag mereka.
Dengan begitu, potensi kecocokan pengguna dengan pengguna lainnya bisa langsung saling menyapa lewat chatting.
"Ini adalah bagian terpenting dalam algoritma kami," terang Tinder.
Kedua, algoritma Tinder mengandalkan lokasi terkini pengguna. Kedekatan jarak antara pengguna satu dengan pengguna lain sangat penting bagi Tinder. Oleh karena itu Proximity menjadi faktor kunci kedua setelah usia dan gender.
Kemudian Tinder mulai mempelajari selera pengguna. Mereka membandingkan kesukaan dan ketidaksukaan pengguna. Dengan kemampuan membaca apa yang pengguna suka dan tidak, Tinder akan mencarikan pasangan palingg cocok dengan penggunanya. Perlu Anda ketahui, Tinder memiliki fitur Swipe. Swipe ke kiri berarti kurang cocok dengan selera pengguna. Sementara Swipe ke kanan berarti pengguna cocok dengan profil Tinder tersebut. Dari data inilah Tinder melakukan improvisasi.