sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
Selasa, 25 Agst 2020 19:45 WIB

Tips lindungi data pribadi di tengah pandemi

Sejak banyak orang bergantung ke layanan digital selama pandemi, kejahatan siber pun meningkat. Untuk melindungi data pribadi, berikut tips melindungi data pribadi.

Tips lindungi data pribadi di tengah pandemi
Source: Pexels

Sejak pandemi Covid-19 terjadi di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia, penggunaan layanan digital seperti aplikasi terus meningkat. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bahkan mencatat peningkatan penggunaan aplikasi online hingga lebih dari 400% sejak kebijakan bekerja dari rumah (Work from Home) dan sekolah dari rumah (School from Home) diberlakukan.

Namun patut diperhatikan bahwa setiap aktivitas di era digital erat kaitannya dengan data pribadi yang mungkin rentan disalahgunakan. Selain dibutuhkan regulasi yang kuat, upaya preventif juga perlu dilakukan oleh setiap orang dalam menjaga data pribadi mereka.

Pasalnya sejak banyak orang bergantung ke layanan digital selama pandemi, kejahatan siber pun meningkat. Untuk melindungi data pribadi Anda, berikut tips melindungi data pribadi di tengah pandemi seperti disampaikan Staf Ahli Menkominfo Bidang Hukum, Henri Subiakto.

  • Selalu mengganti password secara berkala dan tidak menggunakan password yang mudah ditebak
  • Jangan membuka email atau link yang mencurigakan atau tidak dikenal
  • Menggunakan software yang legal sehingga selalu mendapatkan update dan keamanan informasi
  • Pelajari semua aplikasi yang dipakai dan selalu di-update
  • Gunakan koneksi internet dan protokol yang aman, jangan gunakan wi-fi sembarangan
  • Tidak menunjukkan data pribadi untuk umum

Penggunaan software ilegal sendiri dijelaskan Aliansi Software BSA memungkinkan pengguna terpapar malware atau kerentanan keamanan lainnya. Pasalnya software ilegal tidak selalu mendapat pembaruan keamanan sehingga lebih rentan diserang penjahat siber.

"Ada satu banding tiga kemungkinan software yang tidak berlisensi menghadapi malware, sehingga kita terancam serangan malware. Dengan software asli akan selalu ter-update dengan otomatis dan memperbaiki kerentanan. Pembuat software juga dapat membantu jika terjadi kerentanan keamanan," kata Tarun Sawney, Senior Director BSA.

Selain itu, software berlisensi juga dilengkapi firewall untuk melindungi perangkat dari serangan. Tarun pun menyebut software berlisensi lebih jarang terjadi malfungsi dibanding software ilegal. 

Saat ini BSA tengah menyiapkan kampanye Legalize and Protect dengan inisiatif ASEAN Safeguard, yang menawarkan konsultasi gratis kepada 40.000 perusahaan di seluruh Vietnam, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Perusahaan-perusahaan yang dijangkau oleh BSA telah teridentifikasi berisiko tinggi dan rentan terhadap serangan siber, dan ASEAN Safeguard didesain untuk membantu mereka dalam proses menuju legalisasi perangkat lunak secara penuh.

Konsultasi akan dimulai dengan pengenalan program, setelah itu perwakilan organisasi akan diminta untuk mengisi survei inventaris perangkat lunak yang bersifat rahasia yang merinci perangkat lunak dan lisensi yang saat ini terpasang di perangkat perusahaan. Setelah survei, BSA akan memeriksa validitas kunci lisensi yang disediakan untuk menentukan “celah lisensi” perusahaan dan menghubungkannya dengan pemasok resmi tempat mereka dapat membeli lisensi yang sesuai.


 

Share
×
tekid
back to top