Traffic internet separuhnya dari bot, ada yang jahat dan baik
Bot berguna untuk pengalaman di internet yang lebih baik. Tapi, bot juga membantu penyebaran hoax.
Internet ternyata sarang bot atau perangkat lunak yang berjalan secara otomatis. Separuh traffic internet datang dari bot-bot ini. Hal tersebut ditemukan Incapsula, sebuah perusahaan keamanan internet yang berpusat di California, Amerika Serikat.
2016 lalu, Incapsula menemukan bahwa 51,8 persen traffic internet adalah bot. Hanya 48,2 persen traffic yang berasal dari manusia. Dari 51,8 persen itu juga terpecah dua: 22,9 persen bot yang baik, sementara 28,9 persen bot yang buruk.
Mereka mengolah data ini dari 16,7 miliar traffic di 100 ribu domain terpilih secara acak oleh Incapsula. Ini membuktikan bot memainkan peran penting dalam ekosistem internet kita.
Bot bisa digunakan dalam beragam keperluan. Bot yang baik mampu menambah akurasi pengalaman kita berinternet. Sementara bot yang buruk bisa menyebarkan berita palsu atau memperkeruh kondisi di kolom komentar media sosial.
Google Facebook dan Twitter menjadi platform yang paling gampang disusupi bot. Aksesnya yang sangat terbuka membuat ketiga platform ini seolah tidak memiliki halangan. Bot dan aktor-aktor jahat lain bisa saja memanfaatkan platform ini.
Bot diprogram untuk melakukan tugas sederhana di internet secara terus-menerus. Anda bisa memrogram bot untuk like, share, dan komen secara terus-menerus. Pembuat berita palsu juga biasanya menciptakan bot yang mampu memperluas penyebaran hoax dengan cara otomatis like, share, dan komentar dalam konten mereka. Pasalnya, tiga platform besar, seperti Google, Facebook, dan Twitter cepat meningkatkan traffic bagi konten-konten yang mereka anggap populer.