Traveloka manfaatkan cloud untuk hadapi pandemi
Jauh sebelum pandemi, Traveloka memang telah bertransformasi dari platform pemesananan tiket pesawat secara online hingga menjadi Lifestyle Super-App.
Pandemi yang melanda berbagai negara di dunia turut berdampak pada berbagai industri di lintas sektor. Secara khusus, industri travel sangat terdampak oleh kondisi pandemi dimana semua orang memusatkan aktivitasnya di rumah dan akses untuk berpergian sangat dibatasi.
Kondisi ini mendorong berbagai perusahaan termasuk Traveloka yang bergerak di industri travel, untuk mendorong transformasi digital demi mempertahankan eksistensi bisnis.
Jauh sebelum pandemi, Traveloka memang telah bertransformasi dari platform pemesananan tiket pesawat secara online hingga menjadi Lifestyle Super-App.
Ray Frederick, CTO Traveloka berkata, sejak awal perusahaannya telah menyadari pemesanan tiket pesawat kemungkinan hanya akan digunakan setahun sekali atau maksimal beberapa kali oleh pengguna. Ia juga mengerti bahwa aspek gaya hidup menjadi ‘jantung’ bagi aplikasi Traveloka. Hal inilah yang mendorong Traveloka untuk menjadi super-app.
Untuk diketahui, Traveloka merupakan salah satu startup Tanah Air yang didirikan di atas infrastruktur cloud AWS. Ray menjelaskan, keputusan Traveloka untuk menggunakan infrastruktur cloud didasari oleh visi jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan sejak pertama berdiri. Lingkungan dan infrastruktur cloud yang dapat menghadirkan manfaat berupa kecepatan dan kelincahan dirasakan menjadi kunci bagi pertumbuhan Traveloka.
Pada saat pandemi yang menghantam dengan cepat dan tidak terduga, kecepatan dan kelincahan menjadi sepuluh kali lebih kritikal. Eksperimentasi menjadi pilar yang penting untuk dapat meluncurkan layanan-layanan baru yang sesuai dengan kebutuhan pengguna yang mengalami perubahan dan pergeseran karena pandemi.
“Produk, fitur, dan budaya AWS sangat membantu kami untuk mencapai sebuah struktur di mana kami bisa bereksperimen dengan cepat dan juga mendapatkan feedback dengan cepat. Sehingga, kami dapat melihat layanan maupun fitur yang berhasil dan layak untuk dilanjutkan. Di sisi lain, hasil eksperimentasi yang tidak lulus uji coba juga dapat dimatikan tanpa risiko serta kerugian yang berarti,” kata Ray.
Di tahun ini sendiri Ray berpandangan Traveloka dapat menghadapi pandemi dengan lebih baik. Sebab, sepanjang 2020 menjadi pembelajaran bagi perusahaan. Kini Ray menyebut sudah memiliki lebih banyak pengetahuan untuk perkiraan yang mendekati nyata alih-alih menebak seperti pada 2020.
"Secara prinsip pendekatannya sama, kelincahan, kecepatan, sangat tanggap dengan perubahan yang terjadi dan bagaimana membantu pengguna, tetap sangat penting. Caranya dengan AWS kita selalu berdiskusi intensif untuk mengembangkan inovasi untuk pengguna kami," ujarnya.
Selama pandemi, Traveloka telah menggulirkan banyak layanan baru, dari asuransi penerbangan (flight insurance), transportasi, pembayaran langsung di hotel (pay at hotel), beli sekarang dan menginap nanti (buy now stay later), mitra yang menjalankan protokol kesehatan dan kebersihan (clean partner), hingga Online Xperience.
Traveloka juga memiliki layanan finansialnya sendiri guna memenuhi aspirasi dan kebutuhan gaya hidup pengguna. Untuk layanan finansial khususnya, Traveloka menggunakan solusi-solusi AWS untuk merancang sistem KYC (know your customer) yang tersentralisasi yang sangat membantu dalam memastikan bahwa produk yang diluncurkan sesuai dengan kebutuhan pengguna Traveloka.
Berkat tools dan laporan yang disediakan AWS, Traveloka mampu memangkas biaya selama pandemi hingga mencapai kurang dari separuh dibandingkan biasanya. Salah satu contoh penghematan biaya dapat diamati pada layanan antar makanan Traveloka Eats yang memanfaatkan solusi serverless dari AWS.
Berbeda dengan pengguna Traveloka yang ingin menginap di hotel, trafik untuk Traveloka Eats terkonsentrasi pada jam makan. Maka, Traveloka hanya perlu meningkatkan kapasitas komputasinya (scaling up) pada jam-jam tertentu, tetapi di luar jam-jam tersebut, seperti waktu subuh, kapasitas tersebut dapat diturunkan untuk menghemat pengeluaran. Biaya pun dapat dialokasikan untuk kegunaan lain yang lebih berorientasi pada pertumbuhan perusahaan, seperti inovasi-inovasi baru.