Twitter janji untuk lebih agresif berantas ujaran kebencian

CEO Twitter Jack Dorsey mengatakan, akan lebih memantau konten dan memproteksi tweet yang berisi ujaran kebencian dan pelecehan. Dia menyampaikan hal ini setelah, minggu kemarin, Twitter mendapat banyak protes dari warganet dengan hashtag #WomenBoycottTwitter.

Twitter akan mengambil sikap yang lebih agresif mengenai konflik yang melibatkan kebencian, kekerasan, dan pelecehan. Perubahan kebijakan ini akan dijalankan dalam beberapa minggu ke depan, dan pada minggu depan Twitter akan membocorkan seperti apa kebijakan barunya bekerja.

“Twitter dengan bangga mendukung suara-suara di platform kami, terutama yang berbicara tentang kebenaran terhadap kekuasaan. Kami berdiri dengan wanita dan pria pemberani yang menggunakan Twitter untuk berbagi cerita, dan akan bekerja keras setiap hari untuk memperbaiki proses kami untuk melindungi suara tersebut,” ujar Twitter di akun resminya dalam sebuah tweet.

Sebelumnya, Twitter sempat mendapat protes dengan hashtag #WomenBoycottTwitter dari para warganet. Hashtag ini menyerukan agar masyarakat tidak melakukan tweet selama sehari. Hashtag ini dibuat sebagai bentuk solidaritas dengan Rose McGowan yang mendapat pelecehan seksual dan mem-posting-nya di akun media sosialnya.

Twitter malah membekukan akun pribadi Rose McGowan. Saat itu, Twitter beralasan bahwa Rose telah melanggar persyaratan layanan Twitter.