Twitter kembangkan fitur untuk berantas informasi palsu
Informasi yang salah mengenai vaksinasi sedang marak di media sosial. Untuk itu sejumlah media sosial mulai berbenah untuk memberantas hal tersebut, salah satunya Twitter.
Media sosial mulai berbenah untuk menghadapi berbagai informasi palsu yang berkembang di platform mereka masing-masing. Twitter dilaporkan juga mengembangkan sebuah fitur baru untuk menghadapi penyebaran informasi palsu terkait bahaya vaksin di platformnya.
Dilansir dari TheVerge (15/5), minggu lalu Twitter akhirnya mengumumkan sebuah fitur yang akan mengantarkan pengguna ke situs vaccines.org yang dikelola langsung oleh Departemen Kesehatan Amerika Serikat. Hal ini bertujuan agar pengguna Twitter yang mencari informasi terkait vaksinasi bisa mendapatkan informasi yang benar.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu belakangan ini, sejumlah media sosial mendapat tekanan untuk menghapus propaganda anti vaksin di platform mereka. Pasalnya, informasi yang disajikan propaganda tersebut justru malah menyesatkan orang banyak.
“Kami berkomitmen untuk melindungi kesehatan percakapan publik di Twitter. Memastikan setiap individu bisa menemukan informasi dari sumber terpercaya merupakan tujuan utama misi ini.” tulis Twitter dalam blog resminya.
Nantinya, pengguna yang mengetik kata Vaccines, Vaccine Danger atau frasa lain terkait dengan vaksin akan memunculkan laman rekomendasi ke vaccines.org dan akun Twitter resmi milik Departemen Kesehatan Amerika Serikat.
Fitur ini kabarnya akan muncul di platform Android, iOS dan Twitter versi mobile web. Bahkan fitur ini sudah dikembangkan ke situs desktop namun masih terbatas di kawasan Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Brazil dan Korea.
Sebenarnya, bukan kali ini saja Twitter mengembangkan fitur serupa. Sebelumnya Twitter mengembangkan fitur ini untuk frasa terkait bunuh diri untuk menghubungi kontak pertolongan. Dalam blog resminya, Twitter menyatakan akan memperluas cakupan fitur ini untuk tema kesehatan lainnya di masa depan.
Di Indonesia, fitur ini pun sudah tersedia. Namun, alih-alih mengarahkan ke situs vaccines.org, fitur ini akan mengarahkan pengguna ke situs Kementerian Kesehatan dan akun Twitter resmi UNICEF Indonesia. Untuk memunculkan laman rekomendasi ini, pengguna hanya perlu mengetik kata “vaksin” atau “imunisasi” atau frasa lain yang terkait dengan kedua hal tersebut.
Sebelum ini, Instagram juga melakukan hal yang sama. Anak perusahaan Facebook itu memblokir sejumlah tagar yang terkait dengan bahaya vaksinasi di platformnya. Hal ini akan menghapus semua percakapan mengenai bahaya vaksin di Instagram.