Twitter kunci akun Donald Trump untuk sementara
Tiga tweet Donald Trump dihapus oleh Twitter setelah dilabeli beresiko menimbulkan kekerasan. Kini cuitan tersebut telah dihapus mengikuti penguncian akun tersebut.
Akun media sosial Donald Trump belakangan bermasalah karena tindakannya sendiri. Diketahui, Twitter baru-baru ini mengunci akun pribadi Donald Trump setelah sebelumnya memberi peringatan pada tiga tweetnya yang dikatakan berpotensi menimbulkan kekerasan. Cuitan tersebut disebut menghasut para pengikutnya untuk menyerbu Capitol AS terkait hasil pemilu 2020 yang menetapkan Joe Biden sebagai pemenangnya. Di tengah-tengah kerunyaman Washington DC saat ini, pantas saja cuitan itu disebut beresiko menimbulkan kekerasan oleh Twitter.
“Klaim penipuan pemilu ini diperdebatkan, dan Tweet ini tidak dapat dibalas, diretweet, atau disukai karena ada resiko kekerasan,” bunyi label tersebut.
Melalui akun Twitter Safety, perusahaan sebelumnya mengatakan bahwa mereka secara signifikan membatasi interaksi pada tweet tersebut dan mengklaim sedang menjajaki tindakan penegakan hukum lainnya. Sebagai hasil, mereka telah menyingkirkan tiga tweet yang sebelumnya dilabeli dan mengunci akun Trump sementara.
As a result of the unprecedented and ongoing violent situation in Washington, D.C., we have required the removal of three @realDonaldTrump Tweets that were posted earlier today for repeated and severe violations of our Civic Integrity policy. https://t.co/k6OkjNG3bM
— Twitter Safety (@TwitterSafety) January 7, 2021Baca Juga
Meskipun Twitter cukup sering memberi label pada cuitan Trump, namun ini pertama kalinya platform ini mengatakannya secara eksplisit bahwa kata-katanya dapat memicu kekerasan. Sebelumnya, Twitter menggunakan kata-kata yang lebih teknis, seperti “memprioritaskan tweet yang menghasut tindakan yang melanggar hukum untuk mencegah transfer kekuasaan secara damai atau suksesi yang tertib.”
Alex Stamos, mantan pejabat keamanan Facebook pun mengatakan bahwa Twitter harus melakukan langkah pencegahan lebih dari sekadar label peringatan.
“Ada argumen bagus bagi perusahaan swasta untuk tidak membungkam pejabat terpilih, tetapi semua argumen itu didasarkan pada perlindungan pemerintahan konstitusional," tweet Alex, “Twitter dan Facebook harus menghentikannya. Tidak ada ekuitas yang sah tersisa dan pelabelan tidak akan berhasil.”
Selain Twitter, YouTube dan Facebook juga diketahui melakukan langkah serupa. Video yang diunggah Trump dengan menyebut perusuh “istimewa”, telah dihapus dari kedua platform tersebut.