UC Ads serius menantang Google Ads lewat platform mobile
Medan kompetisi iklan digital kini beralih ke ranah mobile. Alibaba mulai merangsek lewat UC Ads.
Alibaba Mobile Business Group mulai merangsek maju ke ranah iklan mobile. Hari ini (12/10), mereka meluncurkan platform UC Ads di Indonesia, dengan fokus sebagai konsultan content marketing baru bagi pebisnis Indonesia. Target pasarnya pun jelas, para pebisnis yang sudah melek mobile advertising. Tidak peduli merek besar atau UMKM.
Platform ini merupakan lawan bagi Google Ads yang lebih dahulu dikenal para pebisnis, dan juga Facebook Ads. Bahkan, Kenny Ye, General Manager Overseas Business Alibaba Mobile Business Group, tidak menutupi bahwa ini serupa Google Ads.
"Kita memang menggunakan teknologi yang serupa. Tapi perbedaan besarnya ada pada user generated content yang kita kumpulkan di UC News dan UC Browser. Kedua aplikasi ini memiliki konten-konten yang sudah kuat personifikasinya. Konten ini sangat penting, karena inilah senjata kita untuk menentukan target market yang tepat bagi para pengiklan. Di sini, kita menyuplai berita yang dirancang agar terasa personal dan sesuai minat pembaca. Ini menentukan akurasi," ujar Kenny.
Kekuatan UC Browser sebagai mesin penyuplai konten di Indonesia diklaim telah memiliki pengguna aktif hingga 100 juta per bulan. Sementara jumlah pengguna aktif bulanan di seluruh dunia mencapai 430 juta.
Jarak angka ini jauh dibanding laporan Google di konferensi I/O developer, Mei 2017 silam. Dalam konferensi itu, Google melaporkan pengguna aktif bulanan Chrome mobile mencapai 1 miliar pengguna.
Indonesia pasar yang menggiurkan
Indonesia menjadi pasar potensial bagi UC Ads. Di sini, UC Ads mencoba pendekatan sebagai konsultan content marketing. Sasarannya, 59 ribu lebih UMKM yang menggeliat di Indonesia menurut data Kementrian Koperasi dan UKM.
Kenny cukup yakin dengan kekuatan big data yang dikumpulkan dari mesin user generated content mereka, UC News dan UC Browser. Bahkan, Kenny menyebut, mereka mengimplementasikan Artificial Intelligence ke dalam teknologi olah data UC Ads agar mampu menganalisa perilaku konsumen lebih jauh lagi.
"Di Cina, UC Ads sudah berhasil melayani sampai sejuta pengiklan hingga saat ini," ujar Kenny.
Untuk memperluas pengaruh dan mengakuisisi calon pelanggan, tentu Alibaba memperkuat UC News dan UC Browser sebagai jangkar. Bila setiap smartphone Android sudah terpasang aplikasi Google, terutama Google Chrome sebagai mesin peramban, UC News dan UC Browser pun kini bekerjasama dengan produsen smartphone asal Cina, seperti Vivo dan Huawei di Indonesia.
UC News dan UC Browser berperan penting bagi strategi content marketing UC ini baru berjalan kurang 3 tahun, tapi kedua layanan ini sangat agresif mengakuisisi pengguna dan Key Opinion Leader (KOL).
Sayangnya, tools UC Ads belum hadir sebagai aplikasi. Kenny sendiri beralasan, agak sulit untuk menyederhanakan tools ini menjadi sebuah aplikasi. "Sebagai platform B2B ada baiknya UC Ads diakses di dalam website yang mobile friendl," ujarnya.