Video YouTube berisi anak-anak lebih banyak ditonton
Riset Pew Research Center menunjukkan bahwa video YouTube yang berisi anak-anak berusia di bawah 13 tahun memperoleh penonton 3 kali lebih banyak dari video lainnya.
Video YouTube yang berisi anak-anak dengan usia di bawah 13 tahun ternyata memperoleh penonton 3 kali lebih banyak ketimbang video lain tanpa anak-anak di dalamnya. Hal itu terungkap setelah Pew Research Center merilis hasil penelitian yang dilakukannya.
Dilansir dari TheVerge (26/7), Pew Research mengumpulkan sejumlah saluran YouTube populer dengan jumlah subscriber lebih dari 250 ribu yang sudah ada sejak akhir 2018. Pew kemudian menganalisa semua video dari saluran-saluran tersebut selama minggu pertama Januari 2019. Salah satu hal yang menarik adalah, meskipun suatu video tidak menggunakan bahasa Inggris, namun video yang berisi anak-anak berusia di bawah 13 tahun tetap menerima jumlah penonton lebih banyak ketimbang video lainnya.
Laporan tersebut menyebutkan, video yang secara langsung ditujukan untuk audiens muda dan menampilkan anak di bawah usia 13 tahun lebih populer daripada jenis konten lain yang teridentifikasi dalam analisis ini, berdasarkan pengukuran jumlah view.
Beberapa YouTuber melihat hal ini sebagai cara untuk mendapatkan penghasilan dari iklan melalui popularitas video mereka. Untuk menyiasati hal tersebut, YouTube berusaha untuk menjaga platform-nya tetap sehat.
Beberapa waktu lalu, YouTube telah mematikan kolom komentar pada setiap video yang berisi anak-anak. Hal ini terjadi lantaran kolom itu berisi komentar-komentar predator walaupun secara implisit. Hal itu semakin dipertegas dengan peraturan baru dari FTC. YouTube juga mengubah algoritma untuk video yang direkomendasikan.
Perlu diketahui, saat ini kebijakan YouTube menyatakan bahwa platform-nya sebenarnya tidak diperuntukkan bagi anak-anak berusia di bawah 13 tahun. Untuk itu, perusahaan ini menyediakan aplikasi terpisah khusus untuk anak-anak yang bernama YouTube Kids.
