Wall Street pesimistis dengan performa Snapchat di bursa saham
Analis menilai, performa Snap akan ngos-ngosan pada kuartal ketiga tahun ini.
Wall Street pesimistis dengan pertumbuhan bisnis Snap. Menurut Recode (6/11), Wall Street telah beberapa kali menurunkan ekspektasinya terhadap Snap dalam kurun waktu enam bulan terkahir ini. Sementara itu, Selasa (7/11) ini, Snap tengah bersiap menyampaikan laporan keuangan kuartal ketiga mereka. Ini merupakan laporan ketiga kalinya bagi Snap setelah melantai di bursa saham Maret lalu.
Sejak akhir Juni, para analis mengestimasi pendapatan Snap pada kuartal ketiga ini akan mengalami penurunan sebesar 15 persen, dari USD280 juta ke USD237 juta. Pasalnya, fitur automated ad sales Snapchat masih belum mampu memberikan harapan cerah.
Sebagai catatan, laporan Nasdaq menyebut, nilai saham Snap telah berkurang 40,6 persen dari nilai awal ketika mereka pertama kali IPO. Sementara industri layanan software di Nasdaq tumbuh 20,7 persen.
Prospek pertumbuhan Snap bergantung pada dua faktor kunci. Pertama, pertumbuhan pengguna aplikasi dan pendapatan dari iklan.
Snap sendiri telah secara agresif mengemasi ulang konten-konten mereka demi meraih pengguna. Juli lalu, Snap bekerjasama dengan NBC News untuk memproduksi acara berita headline dua kali sehari di dalam aplikasi Snapchat, bernama Stay Tuned. Kerja sama ini bertujuan untuk menggapai pembaca berita dari kalangan millenial.
Sebulan setelah itu, Stay Tuned berhasil mendapatkan 29 juta penonton ke platform Snapchat. Kuartal kedua yang lalu, eksekutif Snap menyampaikan bahwa 60 persen impresi iklan Snapchat akan berjalan pada sebuah program software otomatis. Namun, pengiklan masih ragu untuk beriklan di Snapchat.
Youssef Squali, peneliti dan analis internet dari SunTrust menilai, cara yang dilakukan Snapchat itu memakan waktu.
"Membangun sebuah program software khusus iklan, sekaligus mengedukasi pasar untuk menggunakan platform iklan tersebut butuh waktu," katanya seperti dikutip di Recode.
Sebelumnya, CEO Snap, Evan Spiegel sesumbar ketika diwawancara CNBC sebulan lalu, bahwa dia menolak anggapan Facebook adalah kompetitor serius mereka.