sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id wd
Rabu, 30 Agst 2017 15:32 WIB

Aku Kiki Amelia, influencer itu harus otentik

Bagaimana gadis belia ini memulai karir sebagai influencer dari hal yang sederhana?

Aku Kiki Amelia, influencer itu harus otentik
Kiki Amelia (dok.pribadi)

Namaku Kiki Amelia. Nama cantik pemberian kedua orangtuaku yang mengemban banyak harapan agar menjadi wanita dengan ambisi kuat dan pekerja keras. Aku anak bungsu dari 3 bersaudara, lahir dan besar di Jakarta. Usiaku baru menginjak 23 tahun. Kalau ditanya asli mana, aku ini berdarah campuran. Kedua orangtuaku berasal dari daerah yang berbeda. Papaku dari Aceh, sedangkan mamaku orang Jawa. Kata mamaku, aku juga punya silsilah keluarga dari Belanda.

Aku sudah tertarik dunia fotografi sejak SMP, dan sempat ikut ekstrakurikuler fotografi. Tapi, waktu itu, teman-teman sering bilang, “Kamu itu enggak cocok moto, lebih cocok kalau difoto,”.

Awal Mula Menjadi Influencer

Berhubung kuliah di Universitas Multimedia Nusantara, sepertinya aku butuh kamera buat mendukung kuliahku. Awalnya, aku kuliah jurusan Jurnalistik, sebelum akhirnya pindah jurusan ke Public Relation (PR). Jurnalistik menurutku seru, tapi ternyata aku enggak bisa menulis panjang-panjang dan tertata seperti para jurnalis. Mungkin karena aku kurang kreatif hahaha.

Karena sudah terlanjur beli kamera, sayang kan kalau kameraku tidak dipakai. Dari sini, aku mulai iseng-iseng foto dan aku share di media sosial pribadi, Facebook dan Instagram. Eh, ternyata banyak yang suka foto-fotoku dan mulai banyak yang ngajakin jalan buat foto-foto sampai minta promosiin dan itu. Mungkin, dari sini ceritaku menjadi seorang influencer.

Menurut aku, menjadi influencer itu adalah bagaimana kita bisa mempengaruhi orang lain, bukan memposisikan kita sebagai public figure. Aku merasa bisa mempengaruhi orang lain dari posting-an aku, dan ternyata banyak yang suka, banyak yang like. Dari situ, teman-teman makin banyak yang bertanya kepada aku, biasanya nanya lokasi fotonya atau harga produknya.

Kontrak dan strategi posting

Tahun 2016, aku sempat bekerjasama dengan beberapa agensi dan perusahaan. Aku dinilai sebagai influencer daripada endorser. Materi konten-kontenku mewakili campaign mereka seperti.

Berhubung sudah menjadi influencer, aku jadi tidak bisa sembarangan posting konten lagi. Biasanya, aku bekerjasama dengan perusahaan yang menyediakan produk-produk fashion atau lifestyle. Alasannya, aku cocok dengan produk-produk seperti itu.

Aku memiliki strategi sendiri untuk mendaatkan hasil sebagus mungkin saat posting. Menurutku, prime time buat posting konten adalah di sore hari. Kebanyakan teman-teman aku masih kuliah dan bekerja, waktu luang untuk mengakses media sosial mulai dari sore hingga malam hari. Aku jarang banget posting konten di pagi hari, kecuali ada permintaan khusus dari klien.

    Share
    ×
    tekid
    back to top