Jurus Palson Yi bawa Realme Indonesia ke puncak
Bagaimana Palson menyusun strategi hingga sukses membawa Realme masuk dalam daftar 5 vendor besar di Indonesia? Dan apa targetnya di tahun ini? Berikut Tek Talk bersama Palson Yi selengkapnya.
Realme terbilang sukses melenggang di pasar Indonesia, khususnya sebagai pemain baru. Vendor smartphone asal Tiongkok ini meresmikan kehadirannya pada Oktober 2018. Meski masih debutan, Realme sukses merenggut hati pengguna di Indonesia hingga menjadi salah satu dari lima vendor terbesar di Indonesia.
Palson Yi, Marketing Director, turut berperan menakhodai Realme Indonesia. Saat ini, dia menjadi orang nomor satu di Realme Indonesia yang bertanggung jawab atas performa perusahaan. Bagaimana Palson menyusun strategi hingga sukses membawa Realme masuk dalam daftar 5 vendor besar di Indonesia? Dan apa targetnya di tahun ini? Berikut Tek Talk bersama Palson Yi selengkapnya.
Mantan karyawan DJI
Jika dilihat dari akun LinkedIn-nya, Palson memang tak pernah terlihat memiliki minat di sektor teknologi. Semasa studi, dia menempuh pendidikan di bidang sastra dan bahasa baik jenjang sarjana maupun master. Oleh karenanya, dia pun - seperti anak muda lainnya saat itu, tak memiliki pandangan akan kemana berlabuh.
Palson bercerita, saat lulus kuliah, dia menerima tawaran interview dari berbagai macam perusahaan, seperti real estate, bank hingga perusahaan teknologi. Meski belum menyadari passion, Palson memilih perusahaan teknologi, yakni DJI untuk memulai karir.
“Saat saya pertama kali bekerja di DJI, saya mendapati banyak tantangan yang sangat berbeda, yang belum pernah saya bayangkan. Namun, saya sangat menikmati atmosfer bekerja dengan anak muda yang memiliki banyak ide bagus dan berkomitmen mewujudkannya dalam waktu singkat,” kata Palson.
Hal lainnya yang dia dapati saat bekerja dengan DJI adalah kepuasan pelanggan yang turut menjadi kebanggaan, terutama ketika pelanggan bisa melakukan banyak hal lebih, melalui produk yang dibuat perusahaannya.
Debutnya di DJI sukses membawa Palson untuk mengenali passion-nya di dunia teknologi. Di DJI, Palson tercatat berkarir selama hampir tiga tahun. Selang beberapa tahun, kondisi mengharuskan Palson untuk berpindah ke Hangzhou bersama sang istri. Dia kemudian berkarier di perusahaan bernama Dahua Technology sebagai Channel Marketing Manager selama delapan bulan. Kendati demikian, perusahaan ini masih terbilang linier dengan DJI karena bergerak di bidang kamera pengawas, yakni CCTV.
Dari bisnis kamera ke smartphone
Mei 2019 menjadi akhir karir Palson di Dahua Technology dan awal karir di Realme Indonesia. Palson mengaku ingin menantang dirinya sendiri di dunia baru. Oleh karenanya, dia menerima tawaran posisi sebagai Marketing Director Realme Indonesia.
“Meskipun pasarnya berbeda (dengan DJI dan Dahua), namun metode marketing-nya cukup sama. Kemudian, saya merasa saya harus mencari tantangan baru dan itu juga menjadi alasan kenapa saya ingin mencari pekerjaan seperti di perusahaan smartphone,” katanya.
Di tahap awal, Realme Indonesia memang memiliki eksekutif lain, yakni Josef Wang, tepatnya sebagai Marketing Director Realme Asia Tenggara. Wang kerap hadir dalam berbagai acara peluncuran produk terbaru perusahaan di Tanah Air. Namun selanjutnya, kemudi Realme Indonesia dipercayakan kepada Palson Yi sepenuhnya setelah perusahaan dinilai cukup stabil.
Dalam pandangan Palson, industri smartphone merupakan industri yang kekinian dan banyak pemain, sehingga cukup sulit untuk bertahan. Namun dia melihat pertumbuhan Realme di India yang begitu sukses dalam waktu cepat berkat konsep produk dan konsep perusahaan. Hal ini kemudian mengantarkan minat Palson untuk berkarir di Realme. Sebagian pengalamannya saat di DJI dan Danhua juga dia terapkan di perusahaannya saat ini, misalnya, bagaimana mewujudkan ide menjadi kenyataan dalam waktu singkat, kerja sama tim, hingga strategi marketing yang disesuaikan dengan kondisi setempat (localize).
Dia juga berpendapat bahwa kamera terbaik adalah smartphone. Perangkat ini bisa dibawa kemana saja, diakses kapan saja dengan mudah, termasuk untuk mengoperasikan kameranya.
“Fitur-fiturnya pun kini tak jauh berbeda, misalnya, dengan kamera DSLR, karena kamera (smartphone) bisa menghasilkan gambar yang bagus pula,” ujarnya.
Saat ditantang untuk memilih antara kamera dan smartphone pun, Palson cukup yakin memilih smartphone karena mampu mendukung mobilitas pengguna
“Itu tergantung ya, pilihan itu juga tidak selalu akan menjadi acuan untuk seterusnya. Terkadang kita harus menyesuaikan dengan waktu dan kondisi yang tepat. Untuk saat ini, jika saya harus memilih tentu saya memilih smartphone,” katanya.
Bergabung dengan Realme juga menandai pertama kalinya Palson Yi ke Indonesia. Meski demikian, Palson merasa, masyarakat Indonesia sangat bersahabat dan terbuka untuk menerima teknologi dan brand baru termasuk Realme. Hal ini membuatnya cukup betah hingga sang istri pun ikut diboyong ke Indonesia dan berencana tinggal dalam waktu cukup lama.
“Sebelumnya yang terbersit dalam pikiran saya Indonesia itu ya Bali, Jakarta sebagai ibu kota, saya tidak tahu banyak. Namun setelah saya ke sini, saya mengenal orang-orangnya, mereka sangat bersahabat dan di sini begitu banyak anak muda yang mengikuti tren dan sangat terbuka dengan teknologi baru. Mereka juga terbuka menerima brand baru seperti Realme. Mungkin ini tak mudah terjadi di negara lain,” kata Palson.